NARATOR : Ka’ab bin Malik adalah panglima perang.
Kaab bin Malik bersama Rosulullah SAW dalam perang Tabuk dan juga tidak ikut dalam perang badar, tyetapi tak seorangpun mencelanya tidak ikut perang tersebut. Sebab Rosulullah SAW bersama kaum muslim keluar menghadang kaum Qurais yang ingin menghancurkan kaum Muslimin.
KA’AB : Saya merasa senang memeluk islam tapi aku tidak ikut ba’iat di Jumroh Aqobah. Meskipun perang badar banyak disebut dan banyak keutamaannya.
MUROROH: Kaab, mengapa kamu melamun?Apa kamu tidak membeli kuda untuk persiapan? Perang Tabuk? Kamu kan sekarang lebih dari cukup! Kebun kurmamu kan berbuah lebat dan daganganmu juga habis.
HILAL: Assalamu’alaikum wr wb, saudara saudariku. Wah kelihatannya ngobrolnya ramai, baru membicarakan apa ini?
MUROROH : Wa’alaikumussalam wr wb. Sini saudaraku Hilal, ngobrol dengan sdr Ka’ab. Hidupnya sekarang kecukupan, apapun yang diinginkan bisa terpenuhi.
KA’AB: Jangan begitu saudaraku!! Dihadapan Allah kita semua sama, hanya taqwalah yang mulya disisi Allah.
HILAL: Benar saudara Muroh apa yang dikatakan Ka’ab.
O, ya!! Ka’ab kamu kok masih tenang-tenang saja, perang Tabuk kan tinggal besuk lusa. Kok hanya selalu mengelilingi kebun kurmamu yang lebat.
MUROROH :Benar Hilal!! Saudara Ka’ab baru menikmati hasil kebun kurma yang lebat dan hasil dagangannya yang laris.
KA’AB: Tidak saudara ku!! Aku juga memikirkan untuk persiapan perang Tabuk. Aku masih malas pergi ke pasar hewan untuk membeli kuda. Demi Allah sungguh aku mampu untuk membeli kuda 2 sekaligus sekarang ini dari pada perang sebelumnya.
NARATOR: Rasulullah SAW membekali kaum muslimin akan kesulitan-kesulitan yang mungkin akan dihadapi dan perlu persiapan cukup karena menempuh perjalanan jauh, panas, sulit, serta menghadapi yang berjumlah besar musuhnya waktu itu kau muslimin yang ikut perang Tabuk 30.000 orang, tetapi nama-nama tidak tercatat dalam buku. Sedikit sekali yang tidak ikut perang. Orang-orang yang tidak ikut perang itu mengira bahwa Rosulullah SAW tidak mengrtahuinya. Selama wahyu Allah tidak turun, Rosulullah SAW dan kaum muslimin hendak berangkat perang Tabuk dan mempersiapkan segala sesuatunya.
KA’AB: Rosulullah SAW dan kaum muslimin sudah mempersiapkan untuk berangkat perang , kenapa aku sendiri masih terena dengan kekayaanku, padahal “aku mampu bila mempersiapkannya jika aku sungguh-sungguh” kata hatiku.
SALIMAH: Assalamu’alaikumwr wb. Hai Ka’ab, keberangkatan perang Tabuk tinggal besok pagi , kenapa kamu masih tenang – tenang saja?
KA’AB: Wa’alaikumsalam wr wb, saudaraku Salimah. Aku tadi pagi sudah bergegas-gegas untuk membeli kuda dan perengkapan lain, tapi aku tak mendapatkan seekor kudapun, dan perlengkapan perang telah habis.
SALIMAH: Apa kamu selalu memikirkan kekayaanmu? Sehingga kamu lupa mempersiapkan diri kamu untuk perang Tabuk saudaraku, aku minta pamit dulu, mau berkumpul dengan kaum muslimin. Wasalamu’alaikum wr wb.
KA’AB: Wa’alaikumsalam wr wb. Astagfirullah!! Kenapa aku belum ada persiapan, padahal pagi-pagi Rosulullah SAW dan kaum muslimin sudah berangkat perang. Kenapa aku kembali dengan tangan kosong?
NARATOR: Akhirnya apabila Ka’ab keluar dan bergaul dengan masyarakat. Sesudah berangkatnya Rosulullah SAW hatinya resah dan menanggapinya tak lebih tidak lebih sebagai seroang munafik yang diberi keringanan harta oleh Allah. Yang tinggal di Madinah hanyalah orang-orang yang disebut munafik dan orang yang mendapat udzur seperti orang yang tidak bisa berjalan, orang buta, orang sakit dsb. Rosulullah SAW menanyakan Ka’ab pada sahabat-sahabatnya. “Apa yang dikerjakan oleh Ka’ab bin Malik yang sebenarnya?”
SALIMAH: Ya Rasulullah, dia sedang bersenang-senang dengan kekayaannya!!!
MU’AD: Betapa buruk perkataanmu hai Bani Salimah. Janganlah kamu suudhon. Karena suudhon itu dosa. Dia orang yang jujur, pemberani dan tidak pengecut.
ABU QT: Benar kamu Mu’ad, apa yang kamu katakan. Ini ada kurma bagi-bagikan pada saudara-saudara kita untuk menambah kekuatan.
NARATOR: Tatkala Rosulullah berada daam perjalanan pulang dari Tabuk maka kesusahan mulai menyelimuti hati Ka’ab bin Malik. Dia cari alasan apa yang dapat menyelamatkan dirinya dari Rosulullah SAW tiba. Biasanya kalau beliau datang dari bepergian, pertama kali beliau tuju adalah masjid dan mengerjakan sholat 2 rokaat. Maka berdatanglah orang-orang yang tidak ikut perang. Mereka yang tidak ikut perang Tabuk ada 80 orang lebih. Rosulullah SAW menerim mereka dan menyuruh memperbarui ba’iat dan memohonkan ampun bagi mereka, sedang batin mereka beliau serahkan pada Allah SWT. Kemudian Rosulullah SAW bersabda “Kemarilah Ka’ab bin Malik mendekat saya, apa yang menyebabkan engkau tidak ikutaberangkat perang?”
KA’AB: Ya Rosulullah, Demi Allah seandainya saya duduk dihadapan selain engkau, saya yakin akan dapat bebas, sungguh saya telah dikaruniai kepandaian berbicara. Demi Allah saya tidak mempunyai udzur. Demi Allah sekarang ini saya merasa cukup segalanya.
SALIMAH: Demi Allah kami tidak pernah melihatmu melakukan dosa sebelum ini. Engkau benar-benar tidak mampu mengemukakan alasan pada Rosulullah.
KA’AB: Demi Allah ya Bani Salimah, aku terima kalian menyalahkanku. Hai saudaraku “adakah orang lain yang mengalami seperti diriku?”
SALIMAH: Ya,memang ada. Ada 2 orang yang mengatakan seperti apa yang kamu katakan, dan mereka mendapat jawaban sama seperti jawaban yang engkau terima.
KA’AB: Siapa mereka itu?
SALIMAH: Mereka itu adalah Muroroh bin Robi’ah Almiri dan Hilal bin Umayyah Al Waqifi. Dua orang ini sholeh telah ikut perang Badar.
NARATOR: Sejak itu Rosulullah SAW melarang kaum muslimin berbicara dengan “Ka’ab bin Malik, Muroroh bin Robi’ah dan Hilal bin Umayah Al Hafiqi. Sejak itu pula kaum muslimin telahy berubah sikap dan menjauhi mereka bertiga. Bagi mereka “Bumi ini terasa asing, seolah-olah bumi yang mereka injak bukanlah bumi yang mereka kenal. Mereka terasing dan tersiksa selama 50 hari.
MUROROH: Astagfirullah,, ya Allah ampunilah aku, aku telah berbuat dosa, aku tidak ikut perang Tabuk. Apakah aku pantas masuk surga? Diriku... Diriku penuh dosa.
HILAL: Assalamu’alaikum wr wb. Hai saudaraku, mengapa kamu hanya di rumah saja? Kok saya jarang ketemu.
MUROROH: Wa’alaikumussalam wr wb. Bagaimana aku bisa keluar!!! Saudara-saudara kita tak satupun yang menegur saya. Semakin susahlah aku kalau keluar.
HILAL: Sama saja, aku juga demikian. Aku hanya diam di rumah dan meratapi kesalahan. Ya semoga Allah mengampuni dosa yang telah terlanjur kita lakukan.
NARATOR : Ka’ab, Muroroh, Hilal. 3 sahabat Nabi yang tidak ikut perang, Ka’ablah yang paling muda. Dialah yang tetap yang tetap keluar rumah ikut sholat berjama’ah. Punya harapan agar Rosulullah SAW menjawab salam bila Ka’ab memandang Rosulullah beliau berpaling. Pada suatu hari Ka’ab melompt pagar Abu Qotadah, dia saudara sepupu.
KA’AB: Assalamu’alaikum wr wb. Saudaraku Qotadah. “Bukankah engkau tahu aku ini cinta pada Allah dan Rosulullah SAW.” Saudaraku Qotadahbukankah engkau tahuaku ini cinta pada Allahdan Rosulullah SAW... Saudaraku apakah engkau juga belum memaafkan aku?
ABU QT: Allah dan Rosul lebih tahu. Ka’ab, apa yang ada di sakumu? Kok kelihatan penuh dan kelihatan kotak?
KA’AB: Ini surat yang ngirim orang kristen dari Raja Ghosahyang dititipkan seorang petani yang berjualan di pasar Madinah.
ABU QT: Apa isinya? Apa tujuan dan maksudnya?
KA’AB: Masa Allah saudaraku!! Aku diuji lagi dengan surat ini.
ABU QT: Lho kenapa? Ada yang bisa dibantu? Coba pinjam!! Apa isinya?
KA’AB: Ini coba baca sendiri isinya, nanti kamu faham sendiri.
ABU QT: Ama ba’du, sungguh kami mendengar bahwa temanmu (Nabi Muhammad SAW) mendiamkanmu, maka dari itu datanglah ke negeriku, kami pasti menolongmu. Masa Allah saudaraku begitu besar ujianmu. Agar tenang bakar saja surat ini, karena kamu diajak mengikuti agama kristen.
KA’AB: Mana, akan ku bakar surat itu biar tidak menjadi duri dalam hatiku.
QURIR: Assalamu’alaikum wr wb. Saudara Ka’ab, sudah berapa hari kamu terasa tersiksa? Kamu kan diboikot karena tak ikut perang.
KA’AB: Ya,,, Sekitar 40 hari. Tapi rasanya lebih dari 40.000 th, karena setiap bertemu saudaraku mereka perpaling. Ada apa Qurir? Apa Rosulullah sudah memaafkan aku?
QURIR: Saya mendapat tugas dari Rosulullah SAW untuk disampaikan kepadamu.
KA’AB: Perintah apa itu? Aku siap menjalankan apapun perintahnya.
QURIR: Rosulullah SAW memerintahkan kamu untuk menjauhi istrimu.
KA’AB: Apakah aku harus menceraikan istriku? Atau bagaimana?
QURIR: Tidak!! Rosulullah hanya memerintahkanmu untuk menghindari istri dan jangan dekat-dekat padanya!!!
ABU QT: Begitu saudaraku! Bagaimana dengan Muroroh dan Hilal? Apakh dia sudah dimaafkan Rosulullah?
QURIR: Begitu juga dengan Muroroh dan Hilal, mendapat perintah yang sama dari Rosulullah, sekalian saya mau pamit akan langsung silaturahmi ke-2 saudara Muroroh dan Hilal.
Istri KA’AB: Lho kok terburu-buru, baru saja saya akan siapkan minuman, kok keburu pulang.
QURIR: Terima kasih.Lain kali saja kalau tugas saya selesai kita bisa silaturami lagi.Wassalamu’alaikum wr wb.
KA’AB: Istriku, Qurir tadi dapat perintah dari Rosulullah agar aku menjauhi kamu istriku sayang.
Istri KA’AB: Baik suamiku, aku taat dan patuh kepadamu. Aku yakin perintah Rosulullah SAW pasti baik dan benar.
ABU QT: Berbahagialah kamu, punya istri yang sholihah dan saya juga pamit mau pulang. Wassalamu’alaikum wr wb.
KA’AB: Wa’alaikumussalam wr wb. Istriku, sebelumnya maafkan aku. Bukannya aku tidak sayang kamu, aku sangat-sangat sayang dan mencintaimu. Tapi aku cinta pada Allah dan Rosulullah SAW, melebihi cinta pada yang lain.
Istri KA’AB: Aku mengerti suamiku,Allah danRosulullah SAW yang pantas dicintai lebih dari segala-galanya. Kita bertemu dan berpisah sementara hanyamencari ridho Allah.
KA’AB: Baiklah istriku, mari kita berkemas-kemas. Kamu antar pulang ke rumah orang tuamu.
Istri KA’AB: Baik suamiku, akan ku persiapkan dulu pakaianmu.
NARATOR : Rosulullah SAW juga mengirim kepada Muroroh bin Robi’ah dan Hilal bin Umayah Al Hafiqi agar mereka juga menjauhi istrinya untuk sementara, supaya tinggal di rumah orang tua masing-masing hingga menunggu keputusan Allah. Apakah tobat mereka bertiga diterima Allah atau tidak?
HILAL: Istriku, bagaimana Rosulullah SAW memerintahkan aku untuk menjauhi kamu.
Istri HILAL: Maksudmu apa? Aku mau kamu ceraikan? Lantas yang mengurusi kamu siapa?
HILAL: Bukan!! Bukan begitu maksudnya. Yang diperintahkan Rosulullah SAW, saya disuruh memulangkan kamu dengan kata lain saya tidak boleh mendekati kamu, yang lebih jelas kita tidak boleh kumpul.
Istri HILAL: Baiklah suamiku, aku akan menghadapRosulullah SAW minta keringanan dan keterangan yang jelas agar beliau mengizinkan saya tetap melayanimu dan mengurus kamu.
HILAL: Apa tidak akan menanbah dosa? Tidak taat Rosulullah SAW nanti aku malah semakin tersiksa, kalau kamu minta keringanan dari Rosulullah SAW.
Istri HILAL: Tidak suamiku, apa kamu masih belum kenal kepribadian Rosulullah SAW, beliau tegas, bijaksana,penuh kasih sayang.
HILAL: Lantas,, apa yang kamu akan sampaikan pada Rosulullah SAW?
Istri HILAL: Kita kan sudah tua, kamu kan juga tidak punya keinginan sedikitpun pada diriku. Saya yakin Rosulullah SAW akan memberikan izin untuk tinggal bersamamu.
HILAL: Baiklah, aku izinkan kamu menghadap Rosulullah SAW istriku. Bagaimana kabar Ka’ab? Dia kan masih muda, pasti dia tidak mungkin diizinkan Rosulullah SAW untuk tinggal bersama istrinya sebelum keputusan dari Allah.
Istri HILAL: Tentang Ka’ab, dia kan masih muda, masih punya keinginan dengan istri yang sangat kuat dan dia masih mampu merawat dirinya sendiri.
NARATOR: Ka’ab bin Malik melalui kehidupan tanpa istri selama 10 hari sambil menunggu keputusan dari Allah diterima dan tidaknya 3 sahabat Rosulullah SAW yang tidak ikut perang Tabuk. Genap 50 hari sahabat-sahabat Nabi SAW dilarang berbicara dengan Ka’ab bin Malik, Muroroh, dan Hilal. Kemudian terdengar teriakan-teriakan Allah yang Maha Agung dan Maha Tinggi menerima tobat Ka’ab bin Malik, Muroroh, dan Hilal.
KA’AB: (sujud syukur) Alhamdulillahirabbil’alamin. Ya Allah kau yang Maha Perkasa, yang Maha Agung, yang Maha Mulia, yang Maha Pengampun terima kasih ya Allah yang telah mengampuni hambamu.
ASLAM: Assalamu’alaikum wr wb. Ka’ab selamat atas pengampunan Allah kepadamu, berbahagialah kau saudaraku, kau sekarang sudah bebas. Tak ada larangan berbicara dengan saudara-saudara kita.
KA’AB: Wa’alaikumussalam wr wb. Saudaraku Aslam terima kasih. Itu juga atas do’amu yang selalu memohonkan ampun diriku pada Allah SWT.
THOLHAH: Assalamu’alaikum wr wb. Selamat atas pengampunan Allah kepadamu, bergembiralah kamu karena hari ini merupakan hari terbaik bagimu.
KA’AB: Wahai saudaraku Thohlah. Apakah kabar baik ini datang dari Rosulullah SAW sendiri ataukah dari Allah SWT?
THOLHAH: Rosulullah SAW mendapat wahyu dari Allah SWT kamu diterima tobatnya dan begitu juga Muroroh dan Hilal diterima tobatnya.
KA’AB: Yah, saya akan menyerahkan harta bendaku pada Rosulullah SAW sebagai rasa syukurku dan termasuk tobat saya juga.
THOLHAH: Ya Allah menyelamatkanmu karena buah kejujuranmu dan kamu tak sekalipun berbohong dengan sengaja dan semoga Allah tetap menjaga kejujuran dalam sisa hidupmu.
KA’AB: Demi Allah, belum pernah Allah memberikan nikmat sesudah Dia memberi petunjuk memeluk Islam melebihi kejujuran saya pada Rosulullah SAW, sebab andaikata saya bebohong kepada beliau pastilah bencana menimpa saya, rusaklah agamaku sebagaimana orang-orang munafik yang berdusta pada beliau.
Kemudian Allah menurunkan QS Taubat 117-118. Sesungguhnya Allah telah benar-benar menerima tobat Nabi, Sahabat-sahabat Muhajirin dan Ansor yang tidak mengikuti Nabi (berangkat ke Tabuk) dalam masa kesulitan (mencari perlengkapan perang). Sesudah hati segolongan dari para sahabat tersebut hmpir berpaling (saking berat dan payahnya). Kemudian Allah menerima tobat mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang terhadap mereka dan juga terhadap 3 orang (Ka’ab, Muroroh, dan Hilal)yang ditangguhkan (keputusan penerimaan) tobat mereka, sehingga manakala bumi telah menjadi sempit bagi mereka padahal bumi ini luas jiwa merekapun telah sempit pula dirasakan oleh mereka, serta mereka tahu bahwa tidak ada tempat lari dari (siksa) Allah melainkan kepadaNya saja.
Kemudian Allah menerima tobat mereka, agar mereka tetap dalam tobatnya. Sesungguhnya Allahlah zat Maha Penerima tobat dan Maha Penyayang. Hai orang-orang yang beriman!! Bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah kalian berkumpul dengan orang-orang yang benar.
TOKOH :
- KA’AB BIN MALIK
- MUROROH BIN ROBI’AH ALMIRI
- HILAL BIN UMAYAH AL HAFIQI
- BANI SALAMAH
- ABU QOTADAH
- QURIR
- ISTRI KA’AB
- ISTRI HILAL
- ASLAM
- THOLHAH BIN UBDIDILAH
0 komentar:
Posting Komentar