Hak Cipta, Dilindungi Oleh Allah SWT. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS
Kita boleh jadi mendapatkan tindakan yang secara syariat dan adab islam salah sekaligus bertentangan dengan fitrah yang sehat,
namun tindakan itu justru populis dan digandrungi orang serta mendapat penerimaan yang baik di dunia, lalu mapan dan eksis, seperti praktek ribawi dalam perbankan konvensional, mode pakaian membuka aurat, kontes ratu kecantikan (miss universe), demokrasi, pluralisme, lokalisasi, pesta makan sambil berdiri (standing party), makan dengan tangan kiri, dsb. Kemaksiatan yang mestinya di jauhi justru trendi. Bagaimana ini bisa terjadi?
Adanya orang yang berlaku keliru, tapi ia enjoy, menikmati, dan bahkan menjustifikasi bahwa tindakannya itu baik. Mereka rela mempublikasikan kegelapannya itu tanpa rasa malu. Ibaratnya, mereka sakit, tapi merasa sehat, dan justru mengajak orang-orang lain yang sehat agar sakit seperti dirinya, sebagai pertanda modern dan mengikuti zaman, tidak terbelakang.

   Gejala ini terjadi sungguh karena polesan setan. Setan biasa memoles kejahatan menjadi keindahan, dan keburukan menjadi kebaikan, serta sebaliknya, keindahan dipoles menjadi kejahatan, dan kebaikan menjadi keburukan.  Halal dipoles menjadi haram, dan haram dipoles menjadi halal. Kebenaran dihias menjadi kebatilan, dan klebatilan dihias menjadi kebenaran. Salah satu langkah setan menyesatkan manusia adalah dengan tazyinul batil (menghiasi kebatilan).
Tazyinul batil ini justru menjadi semboyan pertama yang dideklarasikan iblis, pemimpin setan, pada Allah SWT.
Lihat QS. al-Hijr: 39


  Setelah tertuduh dibalik kacau balaunya sistem nilai di dunia ini. Praktek ribawi dinamakan bunga (bunga mawar?!), pornografi dibilang seni, pengumbar aurat disebut bintang, pelacur dianggap pekerja komersial, bahkan wanita harapan. Orang yang prilaku agamanya nyelenah ditokohkan an dipahlawankan. Sementara orang-orang yang baik distigma sebabagai teroris dan ekstrimis.
Polesan setan ini disambut dan direngkiuh manusia-manusia yang menyimpang dan tersesat.
Mereka mengekor genderang yang ditabuh setan.
Adapun manusia-manusia yang lurus, jujur, dan ikhlas, mereka waspadai, siaga, dan antisipatif, setan tidak mampu menguasai mereka.
Hati nurani mereka hidup. Mereka memiliki firasat batin yang jernih, analisis pemikiran yang tajam, intuisi yang bersih, feeling yang terarah. insting yang benar, dan ilham yang jelas.
Mereka memiliki Alqur'an sebagai petunjuk, dan nur (cahaya terang) yang tumbuh diatas bangunan keimanan dan ketakwaannya. Mereka peka dan sensitif terhadap langkah-langkah jahat setan. Polesan setan tidak laku jual karena mereka memiliki prinsip ideologi yang mengkristal.
Apalagi prototipe yang seperti sahabat Umar bin Khattab ra. yang bergelar al-Faaruuq. Konon, jika beliau menempuh satu jalan, setan akan menempuh jalan lainnya karena ketakutan.Setan tidak akan bisa menggunakan  polesannya pada orang-orang beriman dan bertaqwa, tipu daya setan untuk mereka apapun ukuranya adalah lemah, karena jurus-jurus setan sudah mereka pahami betul.
Dibanding hawa nafsu, wanita, dan seksualitas, tipu daya setan awalnya memang tergolong lemah.
Lihat QS an-Nisaa': 76.

  Tersebut untuk ukuran manusia yang beriman dan bertaqwa.Adapun untuk ukuran manusia yang tersesat dan menyimpang, polesan setan bisa menjadi daya tarik dan daya ledak yang luar biasa dahsyatnya.


Mari kita nyalakan kepekaan jiwa kita.
'''waspadalah!!!!!"
nasehat abang yang telah insyaf. ^_^
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar